ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5


Banyak misteri besar yang belum terpecahkan di dunia hingga kini, salah satunya adalah misteri lingkaran Afrika. Misteri lingkaran Afrika berada di gurun yang membentang 1200 mil dari Angola melalui Namibia ke utara Afrika Selatan, lingkaran yang berupa bintik-bintik kemerahan berjumlah ribuan itu disebut sebagai lingkaran peri.

Nama ini adalah daya tarik bagi siapa saja yang ingin mencoba memecahkan misteri asal-usul mereka. Lingkaran peri yang berada di gurun adalah pola putaran tanah berpasir yang mengganggu padang rumput kering, nampak seperti wabah penyakit yang menyebar di tanah.

Misteri lingkaran peri Afrika belum terpecahkan hingga kini Bagi orang-orang Himba yang tinggal di wilayah tersebut tidak ada yang bisa menjelaskannya, mereka hanya bilang lingkaran peri itu dibuat oleh “nenek moyang asli, Mukuru,” atau lebih puitis lagi mereka mengatakan lingkaran peri adalah “jejak kaki para dewa.”

Seorang ilmuwan Jerman beberapa waktu yang lalu melaporkan penelitian bahwa lingkaran peri Afrika kemungkinan besar dibuat oleh para rayap yang membuat banyak rumah gurun di oasis padang rumput permanen. Para rayap itu adalah Psammotermes allocerus yang merupakan jenis rayap pasir yang hidup di padang pasir Namibia dan negara-negara tetangga di benua Afrika.

Dalam sebuah artikel di jurnal Science, Norbert Juergens, seorang profesor ekologi di Universitas Hamburg, mengatakan bahwa para rayap pasir bekerja layaknya berang-berang yang bisa membuat bendungan berukuran bear dan berkaitan langsung dengan intensitas perubahan lingkungan. Tahun2012, seorang seorang ahli biologi di Universitas Negeri Florida merilis sebuah analisis foto udara dan satelit dan penelitian lainnya untuk menggambarkan jumlah, ukuran dan dinamika formasi lingkaran peri tersebut.

Beberapa diantaranya memiliki ukuran kecil berdiameter 6 meter, dan lingkaran peri terbesar dapat tumbuh setidaknya 12 meter dan tidak pernah tumbuh jauh lebih besar. Diperkirakan bahwa lingkaran peri kecil memiliki rentang hidup rata-rata selama 24 tahun, yang lebih besar selama 75 tahun.

Dalam sebuah kritik, Dr Tschinkel mengatakan dahulu dia yakin hipotesis bahwa rayap adalah penyebab dari lingkaran peri, namun pada akhirnya dia mengaku gagal memecahkan misteri tersebut.Dan dia mengatakan bahwa : “Lembaran kertas penelitian oleh Dr Juergens telah membuat kesalahan ilmiah umum yaitu terdapat korelasi yang membingungkan (bahkan korelasi yang sangat kuat) dengan sebab-akibat.”

Para ilmuwan di Universitas Pretoria di Afrika Selatan juga telah menguji hipotesis gas alam seperti metana atau racun lain yang naik ke permukaan dan memusnahkan vegetasi di tempat tersebut. Tapi hasil hipotesis ini tidak meyakinkan. Akan tetapi, Dr Juergens sangat yakin dengan hipotesisnya dan mengatakan bahwa semua lingkaran yang dia dan rekannya periksa secara metodis lebih dari 40 kunjungan ke lapangan dalam 6 tahun terakhir memiliki 2 karakteristik mengatakan bahwasannya rayap P. allocerus ada di semua lingkaran peri Afrika, dan tanahnya sangat berpasir.

Sumber : uniqpost.com

About auliaulla

Seorang Pecinta Bloging, Music, Movie, Anime, Manga dan selebihnya kita kenalan aja gimana..??! silahkan hubungi saya https://goo.gl/Nn6kcL
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment


Top